Sunday, February 15, 2009

Melatih Tubuh

Minggu Epifani VI, 15 Pebruari 2009
Tahun B

Bacaan I 2 Raja-raja 5:1-14
Mazmur Tanggapan : Mazmur 30
Bacaan II 1 Korintus 9:24-27
Bacaan Injil: Markus 1:40-45

Hatiku tertambat pada gadis cilik Israel yang memiliki ingatan suci atas seorang nabi Allah di Israel. Sekalipun sekarang tengah berada jauh di Aram, tidak lupalah ia pada pengakuan dan pengalaman imannya. Sekalipun hanya menjadi seorang hamba dari istri seorang panglima, tidak menghalangi ia untuk mewartakan kuasa pertolongan Allah yang ia sembah. Kala sang Tuan Naaman hadapi pergumulan berat, harus menanggung rasa malu akibat penyakit kusta, dari mulut mungilnya pun terdengar rangkaian kata-kata kepada tuan putri Naaman,"Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya."
Kepada seorang hamba, TUHAN Allah menyatakan kasih karunia-Nya. Pada diri seorang abdi, hikmat Allah tersembunyi namun nyata. Naaman seorang panglima itu tentu sangat bersyukur memiliki abdi dan pegawai yang menuntun ia alami penyelenggaraan kasih-karunia Allah. Karena ada gema suara pegawai-pegawainya, "Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi tahir." Hati Namaan yang semula dipenuhi kabut gelap akan kuasa penyembuhan Allah kini tersingkap sudah. Yordan yang semula kalah menarik dari Abana, Parpar dan sungai-sungai di Damsyik, kini menjadi sangat asyik di matanya. Ia pun masuk ke dalam sungai kerahiman Allah, mandi sebanyak tujuh kali dan mengalami kuasa penyembuhan ilahi.

Allah bekerja melalui perkara dan orang-orang sederhana. Peristiwa rahmat kadang bersembunyi di balik hal-hal yang semula tak diangan. Sama halnya Naaman yang begitu berharap Nabi Allah itu datang dan mengusapkan tangannya, namun justru yang didapatkan hanyalah perintah, mandilah di Yordan. Itu pun datang dari suara seorang suruhan! Ternyata, untuk memahami penyelenggaraan Allah bukan perkara gampang. Butuh kepekaan rohani untuk menyelami misteri ini.

Untuk menjadi peka pada karya penyelenggaraan kasih karunia, berarti memerlukan latihan/ gladi rohani. Untuk maksud ini, pengalaman Rasul Paulus sebagaimana disampaikan kepada jemaat Korintus pantas menjadi inspirasi.
"Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak."

Melatih tubuh dan menguasainya seluruhnya, adalah prinsip dasar yang penting. Olah hidup rohani tidak terpisah dari perhatian terhadap tubuh manusiawi. Latihlah tubuh dan kuasailah. Kenalilah kebutuhan-kebutuhan tubuh, sadarilah, lalu kuasailah. Janganlah menjadi budak keinginan tubuh.
Terhadap hal ini Rasul Paulus menyampaikan cara penyadaran nan penting. "Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?" Teranglah, bahwa untuk segala sesuatu dalam menyadari keinginan Tubuh harus disadari dengan pertanyaan,"Apakah dengan demikian, Allah dimuliakan?"

Tanggal 25 Pebruari tahun ini Gereja masuk dalam masa prapaskah, ditandai dengan ibadah Rabu Abu. Masa untuk menghayati dasar kekristenan. Ada kebiasaan baik, selama masa prapasakah Gereja melakukan olah hidup rohani dengan melatih tubuh. Rasa lapar dan haus dikendalikan melalui kesediaan pantang dan atau puasa. Puasa nampak sebagai ritual karena bisa diamati dengan mata telanjang. Kadang, sementara orang meremehkan hal-hal ritual. Ibadah Rabu Abu tidak penting, puasa tidak penting, yang penting kan makna spiritualnya…
Padahal, antara ritual dan spiritual sejatinya tidak mungkin bisa dipisahkan satu dengan yang lain.

Tidak heran, bila terhadap orang yang disembuhkan dari penyakit kusta, Tuhan Yesus meminta orang itu untuk memperlihatkan diri pada imam dan mempersembahkan persembahan pentahiran menurut hukum Musa (ay.44). Hal-hal seperti itu, harus mendapatkan pengakuan dari imam dan menghaturkan persembahan adalah ritual. Sama halnya dengan yang dilakukan Naaman mandi di Yordan sebanyak tujuh kali.

Untuk ibadah minggu, 15 Pebruari 2009 GKJ Cipta Wening mengutusku berdasarkan himbauan acara tukar mimbar sinode untuk melayani di GKJ Gambiran Sragen. Ada permintaan dari Majelis GKJ Gambiran supaya aku melayankan Sakramen Perjamuan Kudus. Ibadah bersama dengan Sakramen adalah sebuah ritual. Kiranya Roh Kudus memampukanku mengerjakan ritual ini seturut kehendak Kristus.
Semoga, bersama-sama umat GKJ Gambiran dan GKJ Cipta Wening, terutama mereka yang sakit dan menderita dapat mengalami kuasa kasih ilahi sebagaimana dihayati oleh pemasmur.
"TUHAN, Allahku, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan Engkau telah menyembuhkan aku.
TUHAN, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan aku di antara mereka yang turun ke liang kubur."

No comments:

Post a Comment